Kamis, 03 Mei 2012

Power of HOPE!

Hello Blog ! Uda lama Ga tulis sesuatu & Hari ini Gw mau sharing satu hal dari satu Buku yang gw baca yang judulnya " Power of HOPE " ditulis oleh Kak Salmon Hutasoit, beliau adalah seorang Motivator & juga seorang Pendeta hahaha :) 


Buku ini membahas tentang Harapan .. Bagi teman2 arti / makna Harapan buat temen2 itu apa siii ?? Kalo menurut Gw ~ Harapan itu seperti sesuatu yang bikin Gw semangat akan hidup ini, selalu berusaha memberi yang terbaik dalam hari demi hari, dan sesuatu juga yang Gw pegang dan karena ada Harapan itu yang bisa buat Gw bertahan dan tetap berdiri hari ini untuk mencapai cita2 Gw bersama Tuhan tentunya karena tanpa Tuhan kita tidak bisa apa2 haha :)

Nah pas baca buku ini, masuk ke Bab 2 dengan sub babnya  adalah ' Kekecewaan Adalah Awal dari Penyimpangan Harapan ' Gw secara ga sengaja terpikir secara selintas dan melihat ke sekitar teman2 Gw. Banyak anak muda ketika mereka kecewa terhadap keluarga, teman, sahabat bahkan pacar mereka malah langsung memutuskan Harapannya dengan tindakan yang membahayakan mereka seperti bunuh diri dan sebagainya, padahal itu perbuatan yang salah dan semestinya tidak mereka perlu hal yang merugikan diri mereka sendiri. Sebenarnya semua yang terjadi dalam hidup ini bukan kebetulan tapi God Plans! Tuhan itu Harapan yang Benar :)

di Bab 2 ada Kesaksian Seorang Guru Musik di Australia yang belajar arti sebuah Harapan dari seorang anak berumur 11 Tahun. Guru itu bernama Bu Hondorf. Begini ceritanya : Saya mantan guru sekolah sekolah les musik Des Moineslowa. Saya mengajar piano selama lebih dari 30 tahun dan pengalaman 30 tahun membuat saya menyadari dan menyimpulkan setiap anak memiliki talenta musik yang berbeda. Itu menurut saya, bukan Tuhan. Saya melupakan kebenaran firman Tuhan bahwa hal yang benar menurut manusia, belum tentu benar menurut Tuhan. Selama 3o tahun mengajar, saya tidak pernah menolong orang walaupun telah mengajar beberapa murid berbakat sehingga mereka menjadi musisi sukses. Ini karena saya berpikir, "Kamu mendapatkan hasil dari yang kamu bayarkan" Demikian juga saya "Just take & give" ( Hanya memberi dan menerima). Akan tetapi, pengalaman saya sebagai pengajar sirna karena kisah seorang anak yang menginspirasi hidup saya pribadi. Ada seorang anak yang membuat saya pesimis mengajarnya dan saya tau anak ini masuk dalam kategori yang sangat tidak mungkin menjadi pianis. Anak ini bernama Robby, Ia berusia 11 tahun ketika ibunya memasukan ia ke les ini pertama kali ditempat saya. dan Saya mencoba menjelaskan kepada Robby, tetapi ia berkata, " Bu Hondorf, ibu saya ingin sekali mendengar permainan piano saya. Tolong terima & bimbing saya. Dan dari awal Saya yakin sudah tidak ada harapan karena Robby tidak bisa merasakan kepekaan tentang tangga nada & irama dasar. tapi Robby tetap berusaha, berusaha dengan penuh semangat! tapi Robby selalu berkata "Ibu saya akan mendengar saya bermain piano suatu hari nanti". Singkat cerita Beberapa minggu kemudian, Robby tidak pernah datang ke tempat les dan Saya pernah terpikir untuk menghubunginya, tetapi karena ketidakmampuannya, Saya tidak melakukannya. Sambil membuat pembenaran diri, saya berkata dalam hati, " Mungkin ia tidak cocok les disini jadi pindah tempat les lain" dan sebenarnya Saya senang ia tidak datang lagi karena ia akan menjadi produk yang gagal di tempar kursus saya! bahkan Pengalaman 30 tahun saya mengajar akan tercemar karena seorang anak tidak berhasil. Minggu kedepan ketika saya membagikan brosur mengenai pertunjukan musik ke murid-murid yang akan dilaksanakan ditempat kami. Hal yang membuat saya kaget adalah Robby yang juga menerima brosur itu bertanya apakah ia boleh ikut pertunjukan itu? Namun Saya menjawab pertunjukan itu buat murid yang aktif sedangkan kamu sudah keluar dari tempat les ini. Robby menjelaskan bahwa ibu nya sedang sakit sehingga tidak bisa mengantar ia les, tetapi ia harus tetap berlatih dirumah. Dengan terpaksa Bu Hondorf mengizinkan Robby bermain di pertunjukan itu! Jujur, saya sendiri tidak tau hal apa yang membuat saya mengizinkannya untuk tampi di pertunjukan itu. Entah itu karena ada kegigihan & harapannya, atau ada sesuatu yang berkata dalam hati saya bahwa ia akan baik2 saja. Malam pertunjukan itu tiba, Aula dipenuhi orang tua siswa dan para relasi saya. Saya menempatkan Robby di urutan terakhir supaya bahwa kesalahan ia buat pada akhir acara maih bisa saya tutupi dengan permainan piano saya sambil menutup acara. Singkat cerita pertunjukan berlangsung baik dan lancar. Ketika Robby naik ke atas panggung saya mulai merasa khawatir dan berasumsi bahwa ia pasti akan mengacaukan pertunjukan ini. Giliran Robby pun tiba ia menarik kursi piano dan siap memulai. Saya terkejut ketika ia mengatakan bahwa ia telah memilih memaikan " Mozart Concerto #21in C Major ". Sejujurnya, saya tidak siap mendengar karena Chord ini hanya dapat dimainkan oleh orang-orang bertalenta dan pengalaman. Beberapa saat kemudian ruangan menjadi hening dan menganga kagum akan permainan pianonya. Semua orang terpaku dengan tepuk tangan yang meriah. Dengan berlinang air mata karena terharu, saya naik ke atas panggung dan memeluk Robby dengan sukacita. Bagaimana engkau melakukannya? Melalui pengeras suara, Robby menjawab, "Bu Hondorf, apakah ibu masih ingat saya mengatakan ibu saya sedang sakit? Sebenarnya, selama ini ibu saya sakit kanker, dan ia meninggal di pagi ini. Jadi, hari inilah ia pertama kali mendengar saya bermain karena saya percaya bahwa sekarang ibu berada disurga, dan mendengarkan saya. Itulah yang memotivasi saya bermain secaha khusus. Tidak ada seorang pun yang tidak menangis malam itu. Ketika para petugas dari layanan sosial membawa Robby dari panggung ke ruang pemeliharan, saya menyadari bahwa meskipun mata saya merah dan bengkak karena tangis yang tak tertahankan, saya merasa hidup saya menjadi berarti karena mengambil Robby sebagai murid saya. Saya tidak pernah menjadi penolong bagi Robby, tetapi malam itu, sayalah orang yang ditolong Robby. Ia adalah gurunya dan sayalah muridnya karena ia telah mengajarkan saya arti Ketekunan, Kasih dan Harapan. Alasan Robby bermain adalah sederhana ia memberanikan diri untuk tampil di pertunjukan itu demi menggenapi Harapan ibunya. Kisah Robby menjadi sangat berarti bagi hidup saya karena setelah ia bermain di dalam Desert Strom, Robby terbunuh karena ada bom yang meledak itu gedung tersebut dan kronologisnya ketika Robby sedang bermain piano di gedung yang sama.

Kisah Robby ini mengajarkan Gw pribadi satu hal. Ia punya banyak kesempatan untuk kecewa tetapi ia memilih untuk tidak kecewa. Pertama, ia bisa kecewa karena Guru musiknya menganggap dia sudah tidak punya harapan karena usianya diatas 10 tahun. Kedua, ia bisa kecewa ketika Guru musiknya pesimis karena ia sama sekali tidak berbakat untuk menjadi pianis. Ketiga, ia bisa kecewa saat ibunya dipanggil Tuhan, atau saat ia harus hidup sebatang karang dan dimasukan ke panti sosial tetapi sekali lagi Robby memilih untuk tidak kecewa. ini lah yang dinamakan sebuah HARAPAN :)

Bagaimana dengan teman2 ?? Tidak ada jaminan bahwa di dalam hidup kita itu kita tidak akan ada dikecewakan oleh orang lain sekalipun bahkan di gereja, di komunitasmu, di keluarga mu atau apapun itu. Tapi yang perlu di INGAT! adalah Menjadi Kecewa atau Tidak Itu adalah PILIHAN! Kita tidak bisa menghindari dari rasa kecewa karena kita juga tidak tahu kapan kita akan dikecewakan seseorang. Kemungkinan dikecewakan selalu terjadi setiap hari sehingga setiap hari, kita dihadapkan kepada pilihan kecewa atau tidak.

Semoga Sharing ini bisa Memberkati teman2 yang membaca & juga tentunya Menginspirasi teman2 :)
God Bless!

Jumat, 04 November 2011

No Mountains Is Too High To Reach


We can attain the un-attainable.
No mountain can stand in our way,
if we don't let it overtake us.

No mountain is too high to climb.
We can reach the top in due time,
and simplicity,we will find.

We can also reach for the stars.
It may seem a little farther away,
but it can be attained, just the same.

Don't be mis-lead or taken astray.
Don't let someone cause you dismay,
and make you think, you cannot make it.

We can achieve climbing any mountain,
that we choose to climb,
even it is, the highest of peaks.

All we have to do is believe,
in ourselves,
and the top, we will reach.

Just set your sites, and reach up high.
Seek to find the biggest and best,
and you will conquer,and win the test.

Why don't we pray


The highest privilege ever afforded to man is the power of prayer.
...then why don't we pray?

The right to talk to the highest potentate in the entire universe...
...then why don't we pray?

The most powerful force accessible to man is the potential of prayer...
...then why don't we pray?

The greatest longing in the heart of God is to talk to His children...
...then why don't we pray?

Nothing is impossible to those who pray...
...then why don't we pray?

No man ever fainted or faltered who gave himself to prayer...
...then why don't we pray?

Every sin is forgiven, every stain is washed clean, all guilt diminished to
The man who prays...
...then why don't we pray?

Hell moves farther away, Satan flees from the man who prays...
...then why don't we pray?

Anointing will come, mountains will be moved, valleys made smooth, rivers made crossable, the inaccessible made accessible, the impossible made possible,
dreams come through to the man who prays...
...then why don't we pray?

God said that men ought always to pray...
...then why don't we pray?

Paul encouraged prayer without ceasing...
...then why don't we pray?

The riches of heaven are open to those who pray in His name...
...then why don't we pray?

Everyone can pray, the young, the old, the rich, the poor, the strong, the weak, the child, the aged, the sinner, the prisoner, in any nation, in any language, all can pray...
...then why don't we pray?

Let God Guide You


You say: "It's impossible"
God says: All things are possible
(Luke 18:27)

You say: "I'm too tired"
God says: I will give you rest
(Matthew 11:28-30)

You say: "I can't go on"
God says: My grace is sufficient
(II Corinthians 12:9 & Psalm 91:15)

You say: "I can't figure things out"
God says: I will direct your steps
(Proverbs 3:5-6)

You say: "I can't do it"
God says: You can do all things
(Philippians 4:13)

You say: "I'm not able"
God says: I am able
(II Corinthians 9: 8)

Kamis, 27 Oktober 2011

A Real True Friend


True real friends double your happiness and half your burdens. Basically how you would like a true real friend to be, you should be like this to your true friends. Trust, forgiveness, accountability are some ingredients of a true friend. True friendships are hard to come by. And what's more, life is short. So treasure these friends if you have already have them. If you don't continue to search, because once you have them, life becomes so much easier to live, no matter what happens. I have been through pretty rough patches and I dare say, without my friends I would not have made it. (read more about me here)

Friendships need lots of energy and patience to maintain them. Not to mention time too. When your friend needs you, sometimes when things are not going too well on your side, it is often so easy to turn a deaf ear to their pleas. It is especially during these times, that you must find the strength in you to help your friend. And it is during these times that your friendship will be forged and made stronger.

And you must always be happy for their successes, even when things are not going too well on your side. It might be hard to do for some people but it is something that you need to learn. Think about all the sacrifices your friend has made for you and all the times when he or she was happy for you despite his or her own troubles.

Think about all the happy times you all enjoyed and the sad, rough times you all went through together. That should give you sufficient patience to actually be a true friend for them. Remember, true friends are the next best thing to family. They will always be your pillar of support no matter what. Always.


Foot Prints


Suatu malam seorang bermimpi. Dia mimpi berjalan bersama Tuhan di sepanjang tepian pantai. Di ujung langit sana tergambar peristiwa-peristiwa dari kehidupannya. Di setiap kejadian ia memperhatikan ada dua pasang jejak kaki di permukaan pasir, satu punyanya dan lainnya jejak kaki Tuhan.

Pada penayangan dari peristiwa itu di akhir hidupnya, dia kembali melihat jejak kaki di permukaan pasir itu. Dia memperhatikan bahwa banyak kali di dalam kehidupannya hanya ada satu jejak kaki. Dia memperhatikan bahwa saat-saat itu adalah saat-saat genting dan penuh kesedihan. Hal itu sungguh membingungkannya, dan ia bertanya kepada Tuhan tentang hal ini. "Tuhan, Engkau berkata bahwa sekali aku memutuskan untuk mengikutMu, Engkau berjanji akan berjalan selamanya bersamaku. Tetapi aku juga memperhatikan, pada masa aku mengalami kesukaran dalam hidupku, hanya ada satu pasang jejak kaki, aku sungguh tidak mengerti mengapa di saat-saat aku membutuhkanMu malah Engkau meninggalkanku."

Tuhan menjawab: "AnakKu yang Kukasihi, Aku mengasihimu dan tidak akan pernah meninggalkanmu. Pada saat -saat pencobaan dan penderitaanmu, saat di mana engkau hanya melihat ada satu pasang jejak kaki, itulah saat di mana Aku menggendong engkau."

Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu.(Yesaya 46:4a)


Doa Seorang Sahabat


Sebuah kapal karam di tengah laut karena terjangan badai dan ombak hebat. Hanya dua orang lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke sebuah pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan. Namun, mereka berdua yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan kecuali berdoa.

Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan, mereka sepakat untuk membagi pulau kecil itu menjadi dua wilayah. Dan mereka tinggal sendiri-sendiri berseberangan di
sisi-sisi pulau tersebut.

Doa pertama mereka panjatkan, mereka memohon agar diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh dengan buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.

Seminggu kemudian, lelaki yang ke satu merasa kesepian dan memutuskan untuk berdoa agar diberikan seorang istri. Keesokan harinya, ada kapal yang karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang berenang dan terdampar di sisi tempat lelaki ke satu itu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua tetap saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, lelaki ke satu ini berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya,seperti keajaiban saja, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang kedua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya, lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninggalkan pulau itu. Pagi harinya mereka menemukan sebuah kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap untuk berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, memang lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.

Begitu kapal siap berangkat, lelaki ke satu ini mendengar suara dari langit menggema, "Hai, mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di sisi lain pulau ini?" "Berkahku hanyalah milikku sendiri, karena hanya doakulah yang dikabulkan," jawab lelaki ke satu ini. "Doa lelaki temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka,ia tak pantas mendapatkan apa-apa."

"Kau salah!" suara itu membentak membahana. "Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan, semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau takkan mendapatkan apa-apa."

"Katakan padaku," tanya lelaki ke satu itu. "Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus merasa berhutang atas semua ini padanya?" "Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan!"